Amber, Air Mata
sang Putri Dewa Matahari
Amber salah satu mineral batu mulia berharga yang menjadi
mitos bagi bangsa Yunani Kuno. Di antra beribu-ribu jenis mineral yang terserak
di kerak bumi, hanya ada beberapa ratus yang tergolong jenis yang langka, tahan
lama, dan juga indah atau malah memiliki kombinasi dari ketiga unsure tersebut
sehingga harganya menjadi mahal. Dahulu mineral-mineral tersebut dibedakan
menjadi dua macam yaitu batu mulia (precious stones) seperti berlian, miraah,
dan zamrud dan juga batu mulia tanggung (semi-precious stones) seperti biduri
bulan, zircon, dan akik. Sebetulnya pembedaan seperti ini tidak niscaya
dibutuhkan karena pada umumnya nimeral relative memiliki kualitas keindahan dan
daya tahan tinggi, serta dapat dipakai sebagai perhiasan yang disebut permata
(gemstones).
Amber, Air Mata sang Putri Dewa Matahari |
Amber, Air Mata sang Putri Dewa Matahari |
Amber, Air Mata sang Putri Dewa Matahari |
Batu mulia amber
Bangsa
Yunani Kuno percaya bahwa amber adalah
air mata yang telah membeku dari seorang putri yaitu Melios, putri sang Dewa
Matahari. Mereka menamakan batu ini sebagai electron yang mempunyai arti
cipatran-cipatran sinar matahari. Amber yang
sesungguhnya merupakan jenis material organic atau fosil yang memang akan
membangkitkan elektrisitas (daya listrik statis negative) yang dapat menarik potongan-potongan kertas kecil atau benang
apabila digesek dengan secarik kain secara berulang-ulang.
Permata
ini berasal dari getah atau damar pohon pinus (pinus succinifera) yang hidup di
sekitar 30 juta tahun yang lalu. Oleh sebab tersebut amber akan mengeluarkan bau damar yang sangat harum kalau ditusuk
dengan jarum panas. Untuk amber tiruan
biasanya terbuat dari bahan plastic phenol yang akan mengeluarkan bau yang
sangat tajam. Amber yang tulen juga dapat mengambang di larutan air garam serta
memiliki daya konduksi panas (thermal conductivity) yang rendah sehingga akan
terasa lebih hangat daripada material batu mulia non organic. Di samping itu amber juga akan menampakkan pola-pola
tekanan internal (internal stress patterns) yang khas jika dilihat di bawah
polariskop.
Biasanya
batu ini berwarna kekuningan, kecoklatan atau kemerahan namun ada pula yang
berwarna hitam yang sering dinamakan jet oleh orang-orang Inggris yang secara
khusus dapat ditemukan di Yorkshire, Inggris. Sementara fosil getah yang lebih
muda (semi fossilized resin) disebut dengan nama lain yaitu kopal (copal).
Meskipun sifat-sifat dari keduanya sangat mirip namun kopal sangat mudah rusak
bila terkena bahan pelarut. Amber yang
mengandung fosil serangga di dalamnya bisa mencapai harga yang tinggi dan
apabila fosil serangga tersebut besar dan masih utuh sementara warna ambernya
sendiri menarik dan bersih, ia dapat mencapai harga yang sangat fantastic
sekali.
Batu
berderajat kekerasan sangat rendah (empuk) ini tidak hanya bisa ditemukan di
wilayah-wilayah sekitar Laut Baltik, Jerman dan juga Republik Dominika namun
juga di banyak tempat lain. Endapan amber
juga ditemukan di Myanmar dan belum lama ini di Jawa Barat ditemukan kopal.
No comments:
Post a Comment