Menilai Batu
Mulia dengan Baik
Menilai batu
permata merupakan hal yang
penting untuk menentukan batu permata mana yang terbaik sebelum dipergunakan
sebagai suatu mata perhiasan. Di antara beberapa ribu jenis mineral yang
terserak di dalam kerak bumi, hanya ada beberapa ratus yang tergolong jenis
yang langka, tahan lama, dan juga tergolong indah atau malah memiliki kombinasi
dari ketiga unsur tersebut sehingga harganya menjadi sangat mahal. Dahulu
mineral-mineral tersebut dibedakan menjadi dua macam yaitu batu mulia (precious
stones) seperti berlian, miraah, dan zamrud dan juga batu mulia tanggung
(semi-precious stones) seperti biduri bulan, zircon, dan akik. Sebetulnya
pembedaan seperti ini tidak niscaya dibutuhkan karena pada umumnya mineral
relative memiliki kualitas keindahan dan daya tahan tinggi, serta dapat dipakai
sebagai perhiasan yang disebut permata (gemstones).
Menilai Batu Mulia dengan Baik |
Menilai Batu Mulia dengan Baik |
Menilai Batu Mulia dengan Baik |
Hal yang pertama-tama perlu diperhatikan dalam menilai batu permata adalah aspek
kualitasnya. Apakah potongan, warna, dan juga kejernihannya baik (indah)
seperti yang diharapkan? Faktor-faktor ini ditambah juga dengan berat yang
diukur dengan satuan karat (per karat setara dengan seperlima garam) merupakan
empat criteria yang secara tradisional digunakan untuk menilai mutu permata dan
dikenal sebagai 4 C (carat, color, cut, dan clarity). Secara general semakin
berat atau besar karatnya semakin mahal pula harganya. Ketiga faktor yang lain
lebih bersifat sebjektif, dalam menilai warna misalnya sebaiknya percaya kepada
mat sendiri dengan kata lain pertimbangkan utamanya lebih cenderung kepada
selera pribadi. Meskipun demikian sebagai patokan umum adalah jika semakin
jernih dan juga “hidup” warna sebutir permata maka semakin tinggi pula
nilainya.
Setidak-tidaknya para konsumen membutuhkan pengetahuan
minimal tentang berbagai macam tritmen (trearment) yang sejauh ini bisa
dilakukan terhadap batu permata.
·
Iridasi adalah
tritmen terburuk yang dikenakan terhadap permata. Dengan cara ini batu-batu
dapat “mati” atau kehilangan energy alaminya. Sering sekali tritmen ini
dikenakan terhadap akuamarin, topaz, zamrud, intan, serta batu-batu lainnya.
·
Pencelupan
merupakan tritmen yang paling umum dilakukan. Pada batu-batu permata jernih,
retakan-retakan sering muncul dalam warna yang tampak lebih tua. Nyaris semua
lapis lazuli dan kuarsa mawar telah dimasak dengan cara ini, begitu pula dengan
kecubung, sitrin dan juga oniks.
·
Pelapisan,
jesper sering sekali direndam di dalam minyak tanah untuk melindungi dan
memperbaiki warnanya. Celakanya tritmen ini justru membuat batu tersebut lebih
rentan.
·
Batu-batu
tiruan, beberapa jauhari (pedagang emas-perak) mencoba menawarkan batu-batu
tiruan alih-alih yang asli. Jumlah dan ragam batu tiruan sangatlah banyak
bahkan nyaris ekuivalen dengan seluruh batu mulia yang beredar di pasaran. Oleh
sebab itu tanyakan selalu jenis atau nama batu seandainya belum merasa yakin
atas batu tersebut daripada salah memilih batu permata.
No comments:
Post a Comment